Suara NU Pancoran Mas, 02/11/2017
Berdirinya NU tidak lepas dari peran dan restu para Habaib keturunan Rasulullah SAW. Diantara Habaib tersebut adalah:
1. Habib Abdullah bin Ali bin Hasan al Haddad (sangeng Bangil)
2. Habib Abu bakar bin Husain Asegaf (Bangil)
3. Habib Husain al Haddad (Jombang)
4. Habib Abu bakar bin Muhammad Seggaf-Quthub (Gresik)
5. Habib Ahmad bin Abdullah Asseggaf.
Bermula dari cerita Kyai Ahmad Khulaimi Ahyat yang mengatakan bahwa KH. Hasyim Asy'ari mempunyai kedekatan sesama Ulama' dan Habaib seperti dengan Habib Husain al Haddad (Jombang). Mereka berdua selalu Musyawarah dalam menghadapi persoalan Agama dan Bangsa. Kemudian pada tahun 1920 Habib Husain Jombang mengajak KH hasyim Asy'ari ke rumah Habib Abdullah bin Ali al Haddad Sangeng Bangil.
Selain silaturrahmi Mbah Hasyim juga tabarrukan dan belajar agama kepada Habib Abdullah bin Ali al Hadad Sangeng. Hal itu, sebagaimana Mbah Kyai Kholil bangkalan Madura guru KH. Hasyim Asy'ari juga belajar kepada Habib Abdullah bin Ali al Hadad Sangeng. Kemudian Kyai Hasyim Asy'ari pun minta restu kepada beliau untuk mendirikan jam'iyah NU.
Demikian pula KH. Abdul Wahab Hasbullah Jombang yang beristrikan orang Bangil juga minta restu mendirikan jam'iyah NU kepada Habib Abu Bakar bin Husain Seggaf Bangil.
Akhirnya, pada tanggal 31 Januari 1926 berdirilah jam'iyah NU di Surabaya atas restu para habaib. Saat itu, Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf Gresik memerintahkan salah satu muridnya yang bernama Habib Ahmad bin Abdullah Segaf sebagai wakil ulama' sadah alawiyin untuk hadir dalam deklarasi berdirinya jam'iyah NU di Surabaya. Tak heran, jika ucapan Habib Ahmad bin Abdullah Asseggaf dicantumkan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy'arie dalam Qonun Asasiy Nahdlatul Ulama'.
Dua tahun kemudian, pada tahun 1928 berdirilah NU cabang Bangil atas restu Habib Abu Bakar bin Husein Assegaf. KH Hasan Muhdhor diangkat menjadi Rois Syuriyah NU cabang Bangil.
Al Habib Lutfi Bin Yahya berkisah bahwa ketika Mbah Hasyim sowan kepada Ulama' di Mekah dan meminta restu berdirinya NU, para ulama' menyarankan agar Mbah Hasyim sowan kepada kakeknya Habib Lutfi yaitu Habib Hasyim bin Yahya, dan juga kepada Syaikhona Cholil Bangkalan. Keduanya merestui, namun dengan catatan tidak perlu ditulis dalam sejarah NU.
(Disunting dari arrahmah co.id dan berbagai sumber oleh Tim Redaksi)
Komentar
Posting Komentar